Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Kejadian Ayat Sajadah

Gambar
Sumber gambar :  http://www.embunhati.com Beberapa waktu lalu, saya bersama teman saya mengikuti qiyamullail tahajud di salah satu masjid di Kota Bandung.   Saat itu saya bersama teman saya datang ke masjid itu pukul 21.00 dan bermalam disana. Bermalam disana berarti mengharuskan kami untuk sahur disana, alhamdulillah panitia pelaksana acara qiyam tersebut sudah menyediakan makan sahur untuk jama’ah. Dan tibalah pukul 02.00, sang imam sudah hadir dan qiyam akan segera dilaksanakan. Tak lama setelah imam datang, qiyam pun langsung dilaksanakan. Sang imam pun merpersilahkan seluruh makmum untuk merapihkan dan merapatkan shafnya. Dimulailah qiyam itu, yang akan didirikan sebanyak 8 raka’at dan ditutup dengan 3 raka’at witir. Qodarullah, sang imam membacakan surah Al-Insyiqaq pada raka’at ke-7, yang dimana pada ayat 20-21 itu terdapat ayat sajadah, yang apabila kita membaca atau mendengar ayat sajadah, kita disunnahkan untuk bersujud. Dan, pada saat imam sampai pada ayat 20-21

Gemuk, Enak Gak Sih?

Gambar
Sumber gambar www.fimadani.com Banyak diantara kita yang merasa tidak nyaman ketika orang lain menyebut diri kita gendut, gemuk, atau lain sebagainya. Dan yang lebih parah, ada yang sampai menghardik, “Dasar gendut!”           “Duh gak nyadar body banget sih lu!” Sebenarnya saya pribadi tidak pernah bermasalah dengan orang yang gemuk, karena banyak teman saya yang memiliki badan yang cukup gemuk. Tapi, pernah juga suatu saat saya merasa kurang nyaman ketika berdekatan dengan orang yang gemuk. Ayo tebak, ketika apa coba? Ya, ketika shalat. Bisa Anda bayangkan tubuh saya (jika Anda mengenal saya) dihimpit dua orang berbadan besar ketika tahiyat akhir. Sungguh, itu sangat menyesakkan. Karena otomatis orang yang (maaf) memiliki paha besar, akan kesulitan ketika duduk tahiyat akhir. Iya, sehingga saya yang berbadan cukup proporsional ini merasa kurang nyaman ketika shalat dan dihimpit dua orang yang cukup besar. Sungguh tidak mengenakkan, karena kaki saya yang imut i

Luruskan Niat

Gambar
Sumber gambar  http://www.imgrum.org Beberapa hari yang lalu, tepatnya ketika sore hari, saya menonton sebuah kajian di youtube. Karena sedang suasana Bulan Ramadhan, list video kajian di youtube pun banyaknya kajian tentang Bulan Ramadhan. Akhirnya, saya memilih salah satu video ceramah pendek, yang berdurasi kurang lebih 15 menit Ditengah video kajian tersebut, sang ustadz menyebutkan pentingnya kita meluruskan niat dalam beribadah di Bulan Ramadhan ini. Katanya, banyak diantara kita yang sering salah fokus dalam beribadah, sehingga terkadang menimbulkan niat yang kurang lurus. Banyak diantara kita, yang ketika mendatangi kajian, hanya berniat melihat ustadznya karena ustadznya bagus, katanya. Atau barangkali ketika shalat tarawih, shalat tarawihnya menyengaja datang ke masjid tertentu, hanya karena ingin melihat penceramahnya yang bagus, atau imamnya yang bersuara merdu. Lalu ustadz tersebut menukil hadist, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena

Semua Butuh Proses

Gambar
Sumber gambar :  http://hizbagusz1404.deviantart.com Pada diri manusia, selalu ada kebaikan dan keburukan. Ada semangat juang, ada keputusasaan. Ada optimisme, ada pesimisme. Bahkan ketika kita sedang bersemangat penuh dalam menjalani satu kegiatan, panggilan keputusasaan dari hati pasti akan selalu ada. Ketika kita sedang merasa optimis dititik maksimal, rasa pesimis pasti selalu menyertai. Sama seperti ketika kita mengerjakan soal. Di satu sisi, kita merasa yakin dengan jawaban yang telah kita isi. Tapi di sisi hati yang lain, ada perasaan ragu atas jawaban yang sudah kita isi. Betul bukan? Sama seperti saya ketika ingin mengikuti program menulis 30 hari Ramadhan Inspiratif ini, ada perasaan tidak yakin ketika mengisi form pendaftaran, apakah diri ini mampu menyelesaikan tantangan menulis selama 30 hari. Tapi pada akhirnya saya meyakinkan diri saya, bahwa tidak ada pilihan lain selain optimis dan terus maju. Pun demikian ketika kita berniat berpuasa selama seb

Mengupgrade Iman di Bulan Ramadhan

Beberapa hari sebelum Ramadhan, alhamdulillah saya menyempatkan waktu untuk menyibukkan diri dengan mendatangi kajian-kajian Islam. Saya rasa, semakin dekatnya Bulan Ramadhan kepada kita, jika tidak diimbangi dengan persiapan iman, Bulan Ramadhan akan terasa hambar. Maka dari itu, qodarullah, saya cukup sering hadir ke kajian ilmu sebelum Ramadhan dalam rangka persiapan iman menyambut datangnya bulan suci yang penuh berkah. Dan alhamdulillah, saya merasakan nikmat yang luar biasa setiap hadir ke kajian ilmu. Iman saya terasa diberi vitamin dan nutrisi, sehingga seakan-akan lebih segar dan siap menyambut kedatangan tamu agung. Kalau kata guru saya, datang ke majelis ilmu itu dalam rangka mencari vitamin qolbu, agar selalu segar dan semangat dalam beribadah. Jika diibaratkan komputer atau gadget , iman kita ini harus selalu di- upgrade operating system -nya, agar tidak lemot ketika digunakan. Agar ketika waktu ibadah sudah tiba, kita siap segera untuk memenuhinya. Apalagi di Bulan Ra

Ketika yang Lain Sudah Santai

Pada malam pertama Ramadhan, saya memutuskan untuk shalat tarawih di salah satu masjid besar di Kota Bandung, tidak di masjid sekitaran rumah. Seperti Bulan Ramadhan sebelumnya, saya sering menjelajah masjid-masjid besar di kota kembang ini untuk menemukan suasana shalat tarawih yang berbeda. Masjid pertama yang saya kunjungi ini shalat tarawih sebanyak 11 raka’at, dengan teknis pelaksanaannya 4 raka’at salam, 4 raka’at salam, dan ditutup dengan 3 raka’at witir. Alhamdulilah shalat tarawih pertama ini cukup mengesankan, karena diimami oleh imam yang bersuara merdu, dan shalat tarawih pun berakhir pada pukul 20.45. Karena sudah cukup malam, saya pun bergegas untuk segera pulang ke rumah. Karena saya pergi dengan mengendarai motor, tentu saya pun pulangnya dengan menaiki kendaraan yang sama. Selama di perjalanan, saya selalu melihat sisi kanan dan kiri di setiap ruas jalan, karena saya ingin tahu apakah masih ada yang berjualan atau tidak. Saya tidak bermaksud untuk membeli m