Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Kutub Kebaikan dan Kutub Keburukan

Dalam kehidupan, semua hal Allah sediakan pasangannya. Benar dan salah, dunia dan akhirat, pahala dan dosa, awal dan akhir, sampai baik dan buruk. Kita diberi pilihan untuk memilih, mau benar atau salah, mau mendulang pahala atau dosa, mau baik atau buruk. Hidup ini ibaratkan magnet yang memiliki dua kutub, yakni kutub utara dan kutub selatan. Sama halnya dengan hidup, ada kutub kebaikan dan kutub keburukan. Pada magnet, kedua kutub tersebut akan menempel dan saling menarik apabila dihadapkan dengan kutub yang berbeda. Kutub tersebut harus dipertemukan dengan kutub yang berlawanan untuk dapat saling menarik, yakni kutub utara dengan selatan. Bagaimana dengan kutub kebaikan dan kutub keburukan dalam kehidupan tadi? Ya, dalam kehidupan ini kita seolah-olah ditarik dan dibawa ke kedua kutub tersebut, kebaikan dan keburukan. Mungkin kita bisa sebut orang-orang yang dalam kesehariannya selalu lalai ; mabuk-mabukan, berjudi, LGBT, free sex, itu mereka yang lebih ‘tertarik’ pada kutu

Ngerokok yuk?

Pernah ngerokok? Bagi lu yang udah pernah ngerokok, mungkin sekarang bukan pernah lagi ya, tapi bisa dibilang sering, bahkan selalu. Tidak bisa dimungkiri bahwa merokok bagi sebagian orang merupakan pengisi hidup, yang setiap waktunya harus ditemani dengan sebatang rokok. Banyak yang bilang kalau ngerokok itu gak sehat, ngerokok itu buang-buang duit, ngerokok itu ibarat lu bunuh diri, dan lainnya. Tapi iya gak sih? Seringkali lu-lu yang ngerokok tuh punya alesan yang jitu buat jawab tuh pernyataan. “Yang ngerokok kan gue, kenapa lu yang repot? “Ngerokok itu pelepas stress braay!” “Gue emang ngerokok. Terus kenapa? Gue masih berprestasi kok dengan gue merokok. Apa masalahnya?” “Gue sih kalau ngerokok sesekali aja, kalau gue lagi galau atau lagi stress.” “Ngerokok mati, kagak ngerokok juga mati. Ngerokok aja dah.” “Perokok pasif tuh lebih bahaya. Sekalian aja perokok aktif!” Seringkali gue ada di situasi tertentu yang mengharuskan gue menghirup pasif asap roko

Jangan Anggap Wajar Sebuah Kewajaran

Wajar. Seringkah kamu mendengar atau mengucapkan kata ‘wajar’? Sebenernya wajar itu apa sih? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wajar berarti ‘biasa sebagaimana adanya tanpa tambahan apa pun; menurut keadaan yang ada; sebagaimana mestinya’ . Tentu sudah sangat familiar ditelinga kita, mendengar kata wajar. Dan juga sudah tak kelu lagi bibir kita, mengucapkan kata wajar. Kata wajar seringkali mewarnai keseharian kita. Seperti ini contohnya, “Berbuat salah itu wajar. Namanya juga manusia. Manusia kan tempatnya salah.” “Telat sekali-kali gak apa-apalah, wajar kok. Dia kan rumahnya jauh.” “Ya nyontek sesekali gak apa-apalah. Wajar kok, soalnya susah banget.” “Anak muda pacaran itu wajar, namanya juga nikmatin masa muda.” Wajar biasa diucapkan ketika menyebut sesuatu yang dianggap biasa dilakukan, lumrah dilakukan dalam keseharian. Jadi ketika seseorang melakukan sesuatu yang ‘biasa’ dilakukan, perilaku orang tersebut akan dilabeli kata ‘wajar’. Menurut sa

Pacaran gak yaa?

Pacaran itu apa sih? Menurut Wikipedia,   ‘Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan’ .   Weis, berat banget ya? Well, kita semua taulah ya, apa yang dimaksud dengan pacaran. Udah umum banget ditelinga kita ngedenger kata ‘pacaran’. Bahkan kalau gak punya pacar, mungkin bakal dikatain tuh sama temen-temen, “Ah jones lu!” “Dasar jomblo!” Jadi mungkin bagi sebagian orang, mereka akan merasa bangga ketika mereka menulis nama pacarnya di status atau bio social media mereka. Kayak di Line, Instagram, (namapacar<3). Rasa-rasanya sih bangga kali ya, karena terbebas dari status jomblo. Rasa-rasanya sih bangga kali ya, karena bisa pamer punya pacar. Pacaran itu enak gak sih? Enak banget dong ya, selalu ada yang nanyain kabar, selalu ada yang ngingetin makan, selalu ada yang ngingetin minum obat kalau lagi sakit, selalu ada yang nan

Jangan Pernah Bosan Berbuat Baik Bruh!

Pernah gak sih lu ngerasa bosen ketika lu selalu berbuat baik? Terus lu kepikiran untuk nyoba hal-hal negatif yang biasa temen-temen lu lakuin? Kalau iya, mungkin sebagian dari lu pernah ngerasain hal kayak gitu. Termasuk gue, pernah terbesit dalam pikiran, untuk nyoba hal yang ‘biasa’ dilakuin anak muda pada umumnya. Hal yang ‘biasa’ dilakuin anak muda apa sih? Ya biasalah ya, paling shalat lima waktu, baca quran tiap hari, berbakti kepada kedua orang tua, nyisihin uang jajan untuk nabung dan sedekah, rajin baca buku, dan lain-lain. Eh iya gak sih? Perasaan itu sebaliknya ya? “Darah muda darahnya para remaja Yang selalu merasa gagah Tak pernah mau mengalah Masa muda masa yang berapi-api Yang maunya menang sendiri Walau salah tak perduli Darah muda Biasanya para remaja Berpikirnya sekali saja Tanpa menghiraukan akibatnya Wahai kawan para remaja Waspadalah dalam melangkah Agar tidak menyesal akhirnya Darah muda darahnya para remaja Yang selalu merasa gagah Ta