Ketika yang Lain Sudah Santai
Pada malam pertama Ramadhan, saya memutuskan untuk shalat
tarawih di salah satu masjid besar di Kota Bandung, tidak di masjid sekitaran
rumah. Seperti Bulan Ramadhan sebelumnya, saya sering menjelajah masjid-masjid
besar di kota kembang ini untuk menemukan suasana shalat tarawih yang berbeda.
Masjid pertama yang saya kunjungi ini shalat tarawih sebanyak
11 raka’at, dengan teknis pelaksanaannya 4 raka’at salam, 4 raka’at salam, dan
ditutup dengan 3 raka’at witir. Alhamdulilah shalat tarawih pertama ini cukup
mengesankan, karena diimami oleh imam yang bersuara merdu, dan shalat tarawih
pun berakhir pada pukul 20.45.
Karena sudah cukup malam, saya pun bergegas untuk segera
pulang ke rumah. Karena saya pergi dengan mengendarai motor, tentu saya pun
pulangnya dengan menaiki kendaraan yang sama.
Selama di perjalanan, saya selalu melihat sisi kanan dan kiri
di setiap ruas jalan, karena saya ingin tahu apakah masih ada yang berjualan
atau tidak. Saya tidak bermaksud untuk membeli makanan dan membungkusnya ke
rumah, tidak. Tetapi ada sedikit rasa lapar di perut saya yang mungkin
setidaknya ketika saya melihat para penjual makanan, rasa lapar saya sedikit
terobati. Lagi pula ibu saya sudah masak di rumah, kasihan jika saya harus
membeli makan di luar.
Jalanan cukup lengang, tidak seperti malam sabtu biasanya,
dan ya saya memilih tancap gas, karena perut ini sudah berteriak ingin diisi.
Ketika di perjalanan, tak sengaja saya melihat seorang
bapak-bapak yang memanggul barang dagangannya. Barang dagangannya ialah
peralatan rumah tangga. Semisal sapu, celengan, wadah plastik, dan lain
sebagainya.
Tapi, bukan barang dagangannya yang menjadi fokus saya. Bapak
itu memanggul barang dagangannya sambil menggunakan 2 kruk. Kruk adalah alat
bantu untuk berjalan yang biasanya dipakai oleh orang yang patah tulang kaki,
atau ada gangguan pada kakinya. Dan bapak itu harus berjalan tertatih-tatih
ditengah kesunyian kota kembang. Disaat banyak orang yang sudah santai
beristirahat, bapak itu masih harus berjalan dan berjualan. Disaat orang-orang
sudah santai tak perlu memikirkan makanan untuk makan sahur esok, bapak ini
memilih masih bekerja keras, walaupun belum tentu ada yang membeli.
Bayangkan, seorang bapak yang mungkin sudah paruh baya, harus
menjual peralatan rumah tangga dengan kondisi kaki yang kurang mendukung.
Ditambah lagi suasana kota yang sudah tidak ramai, siapa yang kira-kira akan
membeli barang dagangannya?
Disaat orang lain sudah duduk santai didepan tivi, disaat
orang lain sudah santai diatas kasurnya yang empuk, disaat orang lain sudah
santai menunggu esok sahur dan berpuasa, bapak ini masih harus berjuang bekerja
keras menapaki jalanan Bandung yang sudah sepi. Esok sahur dengan apa pun sang
bapak mungkin masih belum tahu.
Tapi terkadang kita yang sudah cukup selalu merasa tidak
cukup. Sulit sekali rasanya bersyukur. Lebih banyak mengeluh dan mencari-cari
yang tidak ada, sedangkan yang ada lupa disyukuri. Begitu banyak yang harus
disyukuri, tapi lebih banyak melihat sesuatu yang tidak dimiliki dan
menginginkannya, sehingga menjadikan kita kufur. Na’udzubillah.
Beginilah hidup, selalu memiliki dua sisi yang berbeda. Ada
yang sudah santai, ada juga yang masih harus berjuang. Ada yang hidupnya tidak
begitu sulit, ada juga yang diberikan sedikit kesulitan.
Tapi, jangan khawatir, hidup ini bagaikan roda, yang selalu
berputar. Ada kalanya kita sedang dibawah, tapi jangan risau! Pasti akan ada
saatnya kita diatas. Dan ketika kita ada diatas pun jangan pernah terlena,
karena sangat mungkin kita akan terjatuh dan berada dibawah.
Allah ingin memberikan pelajaran kepada kita. Bahwa ketika
diatas, jangan pernah sombong, karena ada saudaramu dibawah yang membutuhkan
uluran tanganmu. Dan tidak menutup kemungkinan, suatu saat akan merasakan
perasaan saudaramu yang saat ini sedang dibawah.
Dan yang sedang dibawah, jangan takut jangan risau, ada Allah
sebaik-baiknya penjamin. Allah pasti mencukupkan segala kebutuhan yang ada,
dengan catatan kita mau bergerak untuk mendapatkannya.
Satu hal yang harus kita yakini yaitu Allah pasti mencukupkan
segala kebutuhan kita. Jangan lupa untuk selalu bersyukur atas segala nikmat
yang diberikan oleh Allah. Dan jangan lupa juga untuk selalu menyisihkan harta
yang Allah pinjamkan kepada kita, untuk kita berikan kepada mereka yang membutuhkan.
Di bulan suci yang penuh berkah ini, yang setiap amalan dilipatgandakan, mari
sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha sekeras mungkin mencapai
derajat takwa dan meraih ridho-Nya. Aamiin.
“Allah Maha Lembut
terhadap hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada yang dikehendaki-Nya dan Dialah
yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy Syura : 19)
***
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Challenge
#Aksara
Komentar
Posting Komentar