Naskah Pidato : Revolusi Mental Generasi Muda

Assalamu'alaikum, wr, wb.
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yth. Dewan juri yang bijaksana,
Yth. Seluruh guru pembimbing,
Yth. Seluruh panitia penyelenggara acara, dan rekan-rekan peserta lomba pidato yang saya cintai dan banggakan.

Pertama-tama, mari kita panjatkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat izin-Nya kita masih diberikan kesehatan, sehingga bisa mendapat kesempatan, berkumpul dalam kegiatan Maranatha Law Fair 2016 Revolusi Saknalika 4 se-Jawa Barat.

Hadirin yang berbahagia,
Izinkanlah saya berdiri disini, memperkenalkan diri, siapakah saya ini, dan untuk apa saya disini.

Perkenalkan, saya Akbar Malik, dari SMA Negeri 6 Bandung, saya disini untuk memaparkan, menyampaikan, gagasan, ide, atau aspirasi yang saya miliki mengenai 'Revolusi Mental Generasi Muda'. Mengapa saya mengangkat kekhususan pada kalangan generasi muda? Karena generasi muda adalah tonggak bangsa yang nantinya akan melanjutkan perjuangan dan kepemimpinan bangsa ini.

Sebelum kita bahas lebih lanjut Revolusi Mental Generasi Muda, kita tentu perlu mengetahui,
Apa dan bagaimana mengimplementasikan Revolusi Mental?

Revolusi mental bermula dari ajakan Bapak Presiden Joko Widodo sebagai pimpinan bangsa untuk mengangkat kembali karakter bangsa yang telah mengalami kemerosotan dengan cepat dan secara bersama-sama. Revolusi Mental adalah momentum perubahan, yang merupakan kebangkitan nasional bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari degradasi mental yang membuat bangsa kita semakin terpuruk dalam kehidupan global.

Menurut Pak Jokowi :

"Revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa.
Indonesia merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera. Perubahan karakter bangsa tersebut merupakan akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidakdisiplinan. Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa."

Itu ucap Bapak Presiden Joko Widodo. Lantas, bagaimana mengimplementasikannya?

Pemerintah kita menawarkan 3 sikap kunci agar Revolusi Mental bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Apa saja?
Pertama, INTEGRITAS. Integritas yaitu komitmen, mutu, sikap kejujuran yang diterapkan dalam kehidupan.
Kedua, ETOS KERJA. Etos kerja yaitu semangat kerja yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal dan berupaya mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.
Ketiga, GOTONG ROYONG. Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan.

Namun, saya rasa, 3 sikap kunci itu belum bisa dirasakan penerapannya, bisa kita lihat realita saat ini, sangat jauh dari ekspektasi. Tidak seperti apa yang telah dicanangkan oleh para pendiri bangsa, yang telah dicantumkan dalam Pancasila.

Dalam Pancasila tentu terkandung nilai-nilai yang dapat membangun karakter bangsa, Pancasila setiap hari senin pagi diucapulangkan oleh seluruh lapisan warga Indonesia, dimulai dari pelajar hingga pejabat. Apa saja nilai yang terkandung dalam Pancasila?

1. Ketuhanan
2. Kemanusiaan
3. Nasionalisme
4. Demokrasi antar sesama
5. Keadilan

Namun saya ragu apabila semua dari kita ini sudah memahami betul nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Bisa kita lihat pemuda-pemudi saat ini, masalah sosial yang ada sangat kompleks, seperti tawuran, narkoba, atau seks bebas. Tentu untuk menyelesaikan masalah kompleks tersebut dibutuhkan waktu dan usaha yang lebih. Saya tidak akan bahas semua masalah kompleks itu, namun saya akan bahas masalah generasi muda yang kecil namun berdampak besar.

Apa itu? Menyontek.
Masih adakah diantara kita yang menyontek ketika test, seperti UAS, UTS, atau semacamnya? Apakah kakak-kakak mahasiswa yang saat ini sudah berkuliah bisa lepas dari budaya contek-mencontek?

Menyontek diartikan sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan keuntungan. Ini tentu mengindikasikan bahwa telah melanggar aturan yang ada.

• Faktor dari dalam diri sendiri :
1. Kurangnya rasa percaya diri pelajar dalam mengerjakan soal. Krisis mental.
2. Orientasi pelajar pada nilai/hasil bukan pada ilmu/proses.
3. Terpengaruh oleh budaya instan -> mencari jalan keluar yang mudah dan cepat ketika menghadapi suatu persoalan termasuk test/ujian.

• Faktor dari Guru :
1. Guru kurang mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik sehingga yang terjadi tidak ada variasi dalam mengajar dan pada akhirnya murid menjadi malas belajar.
2. Soal yang diberikan lebih sering berorientasi pada hafalan dari text book.

• Faktor dari Orang Tua :
1. Ketidaktahuan orang tua dalam mengerti pribadi dan keunikan masing-masing dari anaknya, sehingga yang terjadi pemaksaan kehendak.

Saya yakin betul, contek-mencontek bukan hal yang asing dalam dunia pendidikan. Realita tersebut menunjukan bahwa mentalitas bangsa kita masih rendah.

Kita dituntut untuk berpikir, bagaimana agar permasalahan mental ini dapat segera teratasi dan sesuai harapan para pendiri bangsa ini. Tentu saya dan rekan-rekan sebagai pelajar ingin berpartisipasi dalam merealisasikan dan mengimplementasikan program pemerintah, khususnya Revolusi Mental.

Sudah saya paparkan tadi, 3 sikap kunci yang menjadi konsep pemerintah untuk mengimplementasikan Revolusi Mental, yakni Integritas, Etos Kerja, dan Gotong Royong. Namun, saya pikir perlu menambahkan sikap yang dibutuhkan untuk menjadikan mental bangsa ini mental yang kuat dan berintegritas.

Pertama, RULE MODEL. Sebelum pemerintah mensosialisasikan Revolusi Mental, tentu pemerintah dan utamanya pemimpin bangsa ini sudah 'merevolusi mentalnya', sehingga bisa menjadi panutan seluruh masyarakatnya.
Kedua, INISIATIF. Tidak bisa hanya pemerintah saja yang bergerak dan gencar mensosialisasikan Revolusi Mental, tentu harus ada dukungan dan kesadaran dari kita sebagai masyarakat, khususnya generasi muda untuk bangkit dan berubah.
Terakhir, KONSISTENSI. Apabila pemerintah dan masyarakat sudah bekerja sama dan bahu-membahu dalam menggerakan Revolusi Mental, yang dibutuhkan hanyalah satu hal lagi, yakni konsistensi, pengimplementasiannya bersifat continue, sehingga manfaatnya bisa dirasakan, dan tentunya pula ada perubahan mental yang signifikan.

Dari apa yang sudah saya sampaikan, bisa kita tarik benang merahnya, yaitu kekuatan sinergi menjadi suatu keharusan, yakni kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan program Revolusi Mental. Integritas, Etos Kerja, dan Gotong Royong pun bisa diterapkan. Jangan lupa juga Rule Model, Inisiatif, dan Konsistensi pun merupakan nilai wajib yang perlu diimplementasikan.

Rekan-rekan,
Mari terus belajar dengan giat, agar menjadi generasi yang berkarakter kuat. Tentu juga diimbangi dengan peningkatan keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keduanya harus selaras mengisi rongga kehidupan kita sebagai penuntun dan pedoman untuk menjadi manusia yang lebih baik yang akan membawa nahkoda negeri ini ke arah yang lebih baik.
Demikianlah uraian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangannya. Terimakasih atas perhatiannya.

Wassalamu'alaikum, wr, wb.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Pidato : Persahabatan yang Sesungguhnya

Praktek Nikah

Kutub Kebaikan dan Kutub Keburukan