Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Layaknya Anak Kecil

Saya termasuk orang yang sangat menyukai anak kecil. Sekalinya ngeliat atau ketemu anak kecil yang emesh , bawaannya ingin nyubit atau cuma sekedar memegang pipinya. Tembem, lembut, dan halus. Yang lucu-lucu sih biasanya anak perempuan ya, walau terkadang anak laki-laki juga lucu. Tapi kalau laki-laki tuh ganteng, bukan lucu. Kalau lucu, perempuan. Entah karena saya laki-laki, jadi saya lebih suka anak perempuan untuk jadi korban cubitan saya. Kadang kalau anak perempuannya lucu dan cantik banget, saya sering bergumam, “Duh lucu pisan. Ieu pasti gedena geulis.” Hahaha. Saya sih sering mikir gitu, karena kalau kecilnya aja lucu, gedenya gimana? Kebanyakan dari mereka (anak kecil), ketika saya sapa “Adee.. Mau kemana adee??” , memilih untuk diam dan tak menjawab, senyum pun tidak. Tapi itu semua tidak mengurangi keinginan saya untuk mencubit halus pipi mereka. Jadi tahapannya ialah: sapa, lalu cubit. Kalau misalnya menyapa tidak mungkin dilakukan, saya akan menyubitnya la

Ujian Menghafal

Gambar
Alhamdulillaah, berbagai test sudah dilalui. Diantaranya Uprak, USBK, USBN, dan UNBK. Alhamdulillaah semuanya diberi kemudahan, kelancaran, insyaaAllaah juga keberkahan. Walaupun mungkin beberapa soal saking diberi kemudahan dan kelancarannya, sangat mudah dan lancar ‘ditembak’. Nah, dibalik kemudahan test-test tersebut, saya ingin sedikit berbagi pendapat mengenai berbagai test yang sudah saya lalui. Yang akan saya bahas disini ialah metode belajar kebanyakan siswa dalam menghadapi test atau ujian. Test yang diujikan kebanyakan menguji daya ingat atau hafalan para siswa. Contohnya saja Uprak. Uprak Bahasa Indonesia, katakanlah pidato, monolog, baca puisi, musikalisasi puisi, dan mungkin drama. Hanya namanya yang Ujian praktek, tapi dalam kenyataannya ujian praktek menghafal. Oke mata pelajaran selanjutnya, kita ambil contoh Bahasa Sunda, yakni drama atau ngemsi, lagi-lagi yang diuji hafalan, menghafal teks drama, dan menghafal teks emsi . Selanjutnya, PAI, ditest hafa