Ketika Sakit Mengingatkanmu
![]() |
Sumber gambar: http://cipy07winnie.blogspot.co.id |
Beberapa waktu yang lalu, saya terserang “penyakit paket
lengkap”. Iya, flu, batuk, pusing, sakit tenggorokan, dan teman-temannya. Tak
enak sekali rasanya. Kepala berat, serasa ada bongkahan batu besar berada di
kepala saya. Hidung mampet, layaknya
saluran air yang tak terurus. Tenggrokan perih, ketika makan pun seperti ada
sesuatu yang menyayat.
Hmm. Begitu lemahnya saya, ketika
ditimpa suatu penyakit saja, mengeluhnya minta ampun. Padahal waktu sehat yang
Allah beri sangat jauh melebihi rasa sakit yang diderita. Mungkin selama hidup,
rasa sakit yang diderita tidak sebanding dengan nikmatnya kesehatan yang telah
Allah beri. Manusia memang rajanya mengeluh, dan seringkali kufur nikmat. Na’udzubillah.
Ketika sakit menerpa, saya merasa
diingatkan, bahwa hidup saya tidak akan selamanya. Bahkan mungkin merasa tidak
akan lama lagi. Itu bentuk kasih sayang Allah, peringatan kepada saya yang
sering lalai dengan kesehatan yang diberikan-Nya.
Seharusnya kita sadar, bahwa sakit
yang Allah berikan kepada kita merupakan suatu peringatan, bahwa suatu hari
nanti Allah pasti panggil kita untuk pulang. Seharusnya kita bersyukur, bahwa
dengan sakit itu, itu tanda Allah masih sayang kita, karena masih saja mau
mengingatkan makhluk-Nya yang sering lalai.
Tapi, yang lebih sering ialah, kita
tak sadar, kita tak bersyukur. Kita malah mengeluh
dengan sakit yang mungkin
tak seberapa ketimbang nikmat kesehatan dari-Nya. Kita salah fokus, malah memfokuskan
pada penyakit yang diderita, tanpa sadar apa hikmah dibaliknya.
Ketika sakit, saya merasa, ibadah
menjadi lebih berat. Itu ujian. Tentu harus sabar. Ketika kepala sedang puyeng-puyengnya, seringkali keimanan
ini diuji. Apakah akan segera beranjak melangkah ke masjid, apakah akan dengan
gagah beraninya menembus dingin yang menusuk di shubuh hari, apakah akan tetap
lantang membaca ayat suci Al-Quran, atau
memilih diam saja karena merasa sakit.
Jika sakit menghampiri dan ibadah
kita malah jadi melendoy, berarti kita tidak mampu bersabar. Kita lebih
memilih mengikuti rasa sakitnya, ketimbang melawannya dan segera memenuhi
panggilan-Nya.
Tentu, kita selalu berharap agar
selalu diberi kesehatan. Tapi terkadang, kesehatan yang diberikan oleh-Nya
menjadikan kita kufur dan lalai atas segala pemberian dan perintah-Nya. Sehingga
sesekali kita mesti ditegur, bahwa
kesehatan yang berikan-Nya ialah hanya untuk ta’at kepada-Nya, hanya untuk
berlelah-lelah kepada-Nya, bukan untuk mengerjakan suatu perkara yang
melalaikan.
Ayo, bagaimana pun kondisi kita, ibadah
harus selalu ditegakkan. Jika sehat, ibadahnya harus kencang. Jika sakit
menghampiri, lawan dan terus kencangkan ibadahnya. Sekarang detik-detik
Ramadhan akan usai, tidak ada alasan untuk diam dan tak mengencangkan ibadah.
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya
jika Allah mencintai suatu kaum pasti Dia menguji mereka. Maka siapa yang ridha
(terhadapnya) maka baginya keridhaan Allah, dan siapa yang marah (terhadapnya)
maka baginya kemurkaan Allah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
***
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Challenge
#Aksara
Komentar
Posting Komentar