Don't Judge Person by First Impression

Ba'da maghrib sepulang dari masjid, aku hendak membeli minuman dingin di warung terdekat. Sesampainya di warung tersebut, aku harus menunggu dua pembeli yang sedang dilayani oleh sang penjual.

Pembeli yang satu adalah bapak-bapak yang membeli satu bungkus rokok kretek. Dan yang satu lagi adalah pemuda yang membeli satu plastik berisikan permen satuan.

Dalam satu waktu, bapak tersebut menoleh ke arah pemuda yang sedang menunggu bapak itu, dan ternyata mereka saling mengenal, yang akhirnya bapak itu menyapa pemuda itu.

"Eh, dikira siapa. Gimana? Sehat?" tanya bapak.

Pemuda tersebut diam seribu bahasa, hanya memberikan senyuman tipis dari wajahnya.

Dalam hatiku berkata, *kenapa pemuda ini diam saja, disapa kok malah diam, seperti tak punya sopan santun saja*.

Akhirnya bapak itu sudah mendapatkan apa yang ia beli, dan sebelum ia pergi, ia kembali menyapa pemuda itu.

"Eh, duluan ya, salam buat ibu-bapak."

Lagi-lagi pemuda itu hanya diam, tak menunjukkan bahwa ia membalas sapaan bapak itu.

*Hmm, mungkin pemuda ini tidak diajarkan senyum sapa salam* hatiku berkata lagi.

Kemudian waktunya pemuda itu membeli sesuatu, ia memasukkan macam-macam permen ke kantung plastik. Yang ketika dikalkulasikan, seharga Rp. 7000.

"Tujuh ribu a." ucap penjual.
"Eeuu, a a?" jawab pemuda.

Sang penjual mengeraskan ucapannya, agar lebih terdengar jelas oleh pemuda itu.

"Tujuh ribu, tujuh ribu." sambil menunjukkan jari-jari tangannya yang berjumlah tujuh.

Akhirnya pemuda itu mengerti dan memberikan sejumlah uang yang diminta.

Kebetulan minuman dingin sudah aku ambil sebelumnya dan tinggal membayar.
Dan yang aku tangkap adalah pemuda itu berkebutuhan khusus, tuna wicara.

Aku pulang ke rumah sambil berpikir. Ternyata salah penilaianku terhadap pemuda itu. Dia tidak membalas sapaan karena memang tidak bisa membalasnya. Tentu apabila ia bisa, ia akan lakukan.

So, don't judge person by first impression. Jangan menilai orang dari kesan pertama. Pelajarilah dahulu bagaimana karakter seseorang, jangan langsung menafsirkan bagaimana karakter orang tersebut.

Bersyukur dengan apa yang kita punya, rasakan apa yang bisa kita rasakan, lakukan apa yang bisa kita lakukan, dan berbagi apa yang bisa kita bagikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Pidato : Persahabatan yang Sesungguhnya

Praktek Nikah

Kutub Kebaikan dan Kutub Keburukan