Aku Mau Istiqamah
![]() |
Sumber gambar: https://tarbiahmoeslim.wordpress.com |
“A, aku mau istiqamah.”
“Eh, ai
istiqamah teh apa a?”
Itulah 2 pernyataan sekaligus pertanyaan dari ade saya.
Wkwkwk. Iya, akhir-akhir ini ia keluar rumah untuk ke warung pun mengenakan
kerudung (sebelumnya tidak). Do’akan saja, semoga niat baiknya terlaksana.
Menurut saya, tahapan seseorang dalam beribadah kepada Allah,
baru bisa dikatakan mantap jika sudah
mencapai tingkatan istiqamah.
Istiqamah itu bagaimana sih?
Mudahnya, istiqamah itu konsisten.
Sekuat apa diri kita dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan Allah secara continue. Misal, akhwat yang sudah memantapkan hati untuk berjilbab. Nah, keimanannya diuji, seberapa kuat ia istiqamah dalam
menjalankan hari-harinya dengan mengenakan jilbab. Contoh lain, jika seseorang
sudah berniat dan bertekad akan membiasakan diri menghidupkan shalat malamnya,
pertanyaan selanjutnya ialah, akankah ia mampu beristiqamah dengan niat baiknya
itu, atau tumbang dibeberapa malam saja.
Memang, istiqamah ini bukan perkara yang mudah. Dan saya
kira, justru istiqamah ini lah yang
sulit. Jika sekedar berniat baik, tentu itu mudah. Tapi yang menjadi ujian
beristiqamah ialah, apakah kita akan mempu menjalankan dan mempertahankan
segala niat baik kita, ataukah hanya niat saja yang besar, tanpa dijalankan
secara continue.
Segala kebiasaan baik tentu perlu dilatih, dan dibiasakan.
Menurut penelitian, seseorang akan terbiasa melakukan sesuatu, jika sesuatu
yang dilakukannya itu ia lakukan selama 40 hari nonstop. Ada juga yang
mengatakan, 7 minggu.
Indikator sederhananya begini saja, jika kita sudah tidak merasa berat dalam melakukannya, kita merasa
sangat enteng ketika melakukannya,
disertai juga perasaan yang penuh kebahagiaan dan pernuh rasa syukur, disitulah
kita menemukan indahnya istiqamah.
Perjalanan istiqamah juga tentu bukan hanya tentang kuantitas
seberapa lamanya kita sudah melakukan hal baik tersebut, tetapi juga kualitas. Iman
kita akan dimatangkan dengan keistiqamahan yang telah kita usahakan. Dan tentu,
kualitas ibadahnya pun seiring waktu, semakin baik.
Berbuat suatu kebajikan kiranya tidaklah terlalu sulit, pun
begitu dengan beribadah. Tapi yang sulit ialah bagaimana agar kita senantiasa menjaga segala kebajikan dan ibadah yang
kita lakukan.
Tentu, istiqamah itu
proses, yang harus dijalani dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Nah, Bulan
Ramadhan ini harus kita jadikan sebagai ajang batu loncatan. Batu loncatan
bagaimana? Batu loncatan yang menjadikan kita muslim yang tetap ta’at, seta’at
di Bulan Ramadhan. Karena begitu banyak fasilitas yang diberikan Ramadhan ini.
Contoh saja..
Kita mungkin diluar Bulan Ramadhan jarang sekali mendirikan
shalat malam, di Bulan Ramadhan Allah berikan fasilitas qiyamurramadhan, yakni
shalat tarawih. Besar harapan, setelah
Ramadhan usai, kita tetap menghidupkan malam kita dengan qiyamullail.
Mungkin diluar Bulan Ramadhan kita bangun ketika adzan
berkumandang, di Bulan Ramadhan Allah berikan fasilitas sahur, mengharuskan
kita bangun sebelum waktu adzan shubuh tiba. Tentu, selama 29-30 hari
dibiasakan bangun lebih cepat haruslah ada bekasnya.
Besar harapan, setlah Ramadhan usai,
kita tetap bisa bangun lebih cepat, untuk mendirikan shalat tahajud.
Mungkin diluar Bulan Ramadhan kita jarang sekali puasa senin
kamis, di Bulan Ramadhan Allah
berikan fasilitas sebulan penuh berpuasa, mengistirahatkan diri kita dari
segala makanan lahir dan batin yang membahayakan diri kita. Besar harapan, setelah Ramadhan usai, kita
bisa menyempatkan hari senin dan kamis kita untuk berpuasa. Nanti pun, Bulan Syawal, mari kita jajal
kemampuan berpuasa kita selama 6 hari.
Tentu bukan hanya harapannya saja yang besar, harus disertai dengan usaha yang besar juga.
Jangan sampai segala kebiasaan baik yang kita lakukan di
bulan ini sirna begitu saja ketika Ramadhan sudah pergi. Ramadhan pergi bukan
berarti segala kebiasaan baik ditinggalkan, justru harus semakin dihidupkan.
Dengan begitu, insya Allah kita
dimudahkan dalam usaha kita untuk beristiqamah, konsisten dalam mengerjakan
segala amal sholeh.
Ayo, kita usaha sekuat mungkin, membiasakan dan mengonsistenkan
segala kebiasaan baik kita. Termasuk beribadah, beramal sholeh, berhubungan
baik dengan sesama manusia, dan segala hal yang emndukung kita menjadi pribadi
yang lebih baik.
Semoga
Allah mudahkan kita untuk beristiqamah. Aamiin.
***
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Challenge
#Aksara
Komentar
Posting Komentar