Tidak Ada Kata Lain, LAWAN!
![]() |
| Sumber gambar: http://strategimanajemen.net |
Pernahkah Anda merasa malas ketika akan mengerjakan sesuatu yang Anda harus segera kerjakan? Semisal mengerjakan tugas, mendirikan shalat, atau hal lainnya?
Saya kira, setiap orang pasti pernah terjangkit penyakit ‘malas’ ini. Penyakit ini menyerang siapapun, tak pernah pandang bulu ketika akan menyerang.
Leha-leha, diam tak mau beranjak, diam ketika sudah harus bergerak, adalah gejala dari penyakit ini. Setiap orang berbeda-beda dalam menangani penyakit ini. Ada yang tunduk patuh tak mampu melawannya, ada yang melawan tapi ragu-ragu, dan ada juga yang melawan dengan penuh semangat. Yang ingin saya tanyakan, termasuk kategori manakah Anda?
Umumnya, jika seseorang terkena penyakit, ia akan survive melawan penyakitnya. Tapi itu tidak menutup kemungkinan, bahwa ada juga yang memilih pasrah dan mengikuti penyakitnya kemana ia pergi. Sakit flu sedikit, mengeluh dan memilih diam karena merasa badan tak mendukung aktifitas. Pusing sedikit, mengeluh dan diikutinya lah ‘si pusing’, sehingga si pusing makin menjadi-jadi.
Bagaimana dengan Anda?
Kita semua tahu, bahwa penyakit malas pasti akan menyerang siapapun. Tak terkecuali ia yang sudah berpangkat tinggi, atau berjabatan luhur di kantornya. Tapi, yang menjadikan pecundang dan pejuang berbeda ialah bagaimana ia menyikapi rasa malas yang menghampirinya.
Jika Anda pria, dan Anda memilih diam tak beranjak ketika adzan sudah berkumandang, Allah pastikan Anda seorang pecundang. Padahal adzan sudah berkumandang, tanda Allah memanggil, menyeru seluruh umat pria kesayangannya untuk segera melangkahkan kakinya ke masjid.
Jika Anda seorang pelajar, dan Anda memilih tidak belajar, tidak mengerjakan tugas, padahal Anda sudah sadar betul bahwa itu tugas Anda, guru Anda pastikan Anda seorang pecundang. Padahal itu salah satu upaya dari yang sang pendidik, yang menginginkan Anda lahir menjadi orang sukses.
Jika Anda seorang pekerja, dan Anda memilih acuh terhadap pekerjaan Anda, Anda tidak memberikan totalitas Anda kepada perusahaan Anda, atasan Anda pastikan Anda seorang pecundang. Karena Anda seharusnya sudah paham, apa yang menjadi kewajiban Anda.
Jika Anda seorang petinggi dalam organisasi, dan Anda memilih lalai terhadap apa yang menjadi tanggung jawab Anda, Anda memilih diam ketika bawahan Anda kesulitan, seluruh pengurus organisasi pastikan Anda seorang pecundang. Padahal itu sudah menjadi pilihan Anda menjadi
Intinya, mereka yang mengikuti rasa malasnya, tak melawan rasa malas yang ada, dan lalai atas apa yang seharusnya mereka kerjakan, rasanya mereka pantas diberi label pecundang.
Terkait penyakit malas ini, ada kabar baik dan ada kabar buruk.
Kabar buruknya ialah, banyak diantara kita yang memilih mengikuti rasa malas itu, padahal kita sudah diberi pilihan, ketika kita dilanda penyakit si malas, kita pun langsung diberi obat penawarnya. Apa obat penawarnya? Ialah tidak lain tidak bukan, kita harus melawannya. Tidak ada pilihan lain selain kita melawannya. Karena kalau saja kita tunduk patuh kepada si malas, kita pasti akan terlambat. Dan tentu, terlambat itu bukan suatu hal yang baik. Apalagi kita selalu berharap kita akan mendapatkan hasil yang maksimal dari setiap usaha kita. Iya, bukan? Bagaimana bisa usaha kita mendapat hasil yang maksimal, jika kita terus saja bermalas-malasan. Bukankah malas itu pangkal terlambat? Jika Anda mengangguk, berarti Anda sudah membaca postingan blog saya sebelumnya, dan jika Anda belum tahu ‘teori malas pangkal terlambat’, Anda harus segera membacanya disini.
Alhamdulillah, masih ada kabar baiknya. Kabar baiknya ialah, ketika Anda memutuskan membaca postingan blog saya ini, saya pastikan Anda adalah seorang pejuang. Karena sudah pasti, banyak orang yang mengacuhkan postingan saya ini. Padahal saya sudah post di LINE, WhatsApp, dan tentu di blog ini. Saya ucapkan selamat kepada Anda, karena Anda sudah berhasil melepaskan jeratan malas pada jari dan pikiran Anda. Selamat!! Karena kita ketahui bersama, bahwa minat membaca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Pernah saya membaca sebuah artikel, didalamnya memuat informasi mengenai hasil studi minat membaca banyak negara. Dan, Anda tahu? Indonesia berada pada urutan 60 dari 61 negara. Sungguh miris. Dan jika dipersentasekan, Indonesia hanya 0.001%. Anda adalah seorang pejuang, karena Anda mampu melawan rasa malas membaca Anda. Dan tentu, hari-hari selanjutnya saya akan tetap menjadi pejuang, dengan berjuang melawan rasa malas menulis yang ada pada diri saya. Jika Anda masih ingin menjadi pejuang, tentu Anda harus selalu berjuang dan bersemangat melawan rasa malas yang ada pada diri Anda. Salah satu upayanya ialah, Anda harus up to date membaca postingan saya setiap harinya. Deal? Deal!
Ketika Anda merasa malas menjangkiti diri Anda, Anda harus segera sadar, bahwa itu hanyalah penyakit malas yang amat sangat kecil. Segeralah sadar dan bangkit, lawan segala rasa malas yang ada pada diri Anda. Tentu ini berlaku untuk segala hal; pekerjaan, tugas, ibadah, dlsb. Kita ini diciptakan Allah amat mulia, kita diberi pikiran untuk berpikir, apa saja yang sebenarnya harus kita lakukan di dunia ini. Karena waktu 24 jam terlalu singkat dan berharga, jika kita harus melaluinya dengan perasaan malas.
Mari kita hidupkan hidup kita dengan segala hal positif yang produktif. Apalagi di Bulan Ramadhan ini, janganlah kita membuang-buang waktu hanya untuk meratapi rasa malas, malas itu harus dilawan, harus dibasmi, harus dihilangkan.
Hidup itu jangan sekedar hidup, karena kera di rimba pun hidup. Begitu kata Buya Hamka. Dan, banyak juga orang yang yang menjalani hidupnya dengan perasaan ‘mati’. HIdup, tapi serasa tak hidup. Jadi marilah kita hidupkan hidup kita. Dimulai dari yang sederhana saja, melawan segala rasa malas yang hinggap pada diri kita.
Begini saja, untuk mendukung program penghidupan hidup yang sama-sama kita akan jalani kedepan, kita harus sama-sama berjuang. Saya berjuang menulis sepenuh hati agar menghasilkan karya tulis yang ‘hidup’, mengguggah, dan menginspirasi. Dan Anda berjuang membaca setiap tulisan yang saya perjuangkan setiap harinya. Bagaimana? Jika Anda memutuskan untuk deal dengan saya, saya pastikan Anda seorang pejuang. Tapi jika tidak, biarlah Allah yang membukakan hati Anda.
“Jika Anda sudah mulai merasakan malas menyerang Anda, tidak ada kata lain selain melawannya, segeralah sadar dan bangkit. Rasa malas itu hanya akan menjatuhkan Anda, yang akan membawa Anda hanyut pada kenikmatan semu.”
***
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Challenge
#Aksara

Komentar
Posting Komentar