Naskah Pidato : Persahabatan yang Sesungguhnya

Assalamu’alaikum, wr, wb.
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang terhormat ibu guru Bahasa Indonesia sekaligus guru penguji, Ibu Nuraida Andajani, S. Pd, serta rekan-rekan XII IPS 1 yang saya cintai dan banggakan.

Pertama-tama dan yang paling utama, mari kita panjatkan puji serta syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala, berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul dikelas tercinta ini, dalam pelaksanaan ujian praktek Bahasa Indonesia.

Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpah kepada suri tauladan kita, manusia terbaik yang patut kita teladani, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada kita selaku umatnya ya ng selalu berusaha memegang teguh ajarannya hingga akhir zaman.

Hadirin yang berbahagia,
Izinkanlah selama 10 menit kedepan saya menyampaikan pidato mengenai arti persahabatan yang sesungguhnya.

Teman-teman, sudah pahamkah arti dari persahabatan?
Pasti kebanyakan dari kita mengartikan sahabat itu orang yang selalu ada disaat apapun, disaat suka maupun duka. Betul kan?

Ternyata arti sahabat itu jauh lebih dari itu. Sahabat adalah orang yang senantiasa megingatkan kita ketika salah, bukan yang hanya membenarkan perkataan atau tindakan kita. Karena itulah hakikat persahabatan. Bukan sahabat namanya jika ia mengajak Anda kepada keburukan, melainkan ia yang selalu mengingatkan Anda dalam kebaikan.

Karena kata Rasul yang dicantumkan dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali,
Tidaklah seorang menemani sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya (tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.”(Ihya’ Ulumu al-Diin).

Persahabatan sejati itu bukan hanya di dunia, tetapi juga nanti di akhirat. Semoga Allah menghendaki kita XII IPS 1 bersatu dan bertemu lagi di akhirat nanti, bukan hanya di dunia yang fana ini.

Teman-teman, pernah mendengar seorang tokoh bernama Aristoteles? Ya, Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani yang kita pernah jumpai di pelajaran PKn, atau sosiologi. Dalam PKn tentang trias politikanya beliau, dan menjadi salah satu tokoh sosiologi. Menurut Aristoteles, ada 3 alasan mengapa manusia mau menjadikan manusia yang lainnya sebagai sahabatnya.

Yakni kenikmatan (pleasure), kegunaan (utility), dan keutamaan (virtue).
Artinya sederhana saja, seseorang bersahabat dengan seseorang yang lainnya karena orang tersebut bisa memberikan kenikmatan, contohnya orang tersebut pintar, suka berbagi ilmu, suka mentraktir, dan lain sebagainya. Ada unsur kenikmatan yang kita rasakan apabila bersahabat dengannya. Selanjutnya adalah kegunaan, kemanfaatan. Contohnya ketika akan ada ulangan atau ujian bisa diajak belajar bersama, bukan berarti berguna dijadikan contekan ketika ulangan ya, tetapi berguna secara positif. Dan yang terakhir adalah keutamaan, yakni bersahabat karena sahabat kita memiliki keutamaan atau nilai plus, seperti rendah hati, penyabar, dermawan, dan sebagainya.

Jadi, memilih sahabat itu ada syaratnya, jangan serta-merta memilih seseorang jadi 
sahabat kita. Salah-salah, kita bisa terbawa buruk apabila salah memilih sahabat. Karena, kita adalah siapa sahabat kita. Sahabat kita berkualitas A, tentu kita berkualitas A juga.

Seperti apa kata Rasul,
"Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi). 
Makna hadits tersebut adalah seseorang akan berbicara dan berperilaku seperti kebiasaan kawan atau sahabatnya. Karena itu beliau mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali kualitas beragama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, kita dakwahi.

Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah ditanya, “Berapa orangkah sahabat sejatimu?” Jawab beliau, “Aku tidak tahu. Tungguhlah nanti ketika aku sedang kesulitan, lalu lihatlah berapa orang yang masih setia bersamaku. Itulah sahabat sejatiku.”

Lihat, betapa agungnya nilai seorang sahabat dimata Allah, Rasulullah, dan Khalifah Allah. Bisa kita lihat sahabat nabi yang sampai detik ini namanya masih disebut-sebut, didoakan, dan diteladani.

Sahabat itu tidak berjalan seperti gunting, yang lurus tapi memisahkan yang menyatu. Tapi persahabatan itu berjalan seperti jarum. Yang menusuk dan menyakitkan tapi menyatukan yang terpisah.

Kesimpulannya, mencari sahabat itu seperti mencari jodoh, yang fungsinya menemani indahnya dan nyamannya hidup ini. Salah satu faktor penentu kesuksesan hidup kita ialah sahabat sejati. Sahabat yang tak pernah bosan mengingatkan kita dalam kebaikan.

Saya akan menutup pidato ini dengan sebuah pantun,

Punya pacar namanya Yaya
Punya guru namanya Bu Ida
Jangan hanya bersahabat di dunia
Tapi nanti di akhirat jua

Terima kasih,Wassalamu’alaikum, wr, wb.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Pidato : Revolusi Mental Generasi Muda

Praktek Nikah