Let's be Productive!

Sumber gambar : http://fistfuloftalent.com

Alhamdulillah, saya ini seorang pengacara. Ya, pengangguran banyak acara. Kenapa bisa pengangguran banyak acara? Karena acaranya dibuat-buat sendiri, hehehe. Karena apa lagi yang akan dilakukan seseorang yang telah lulus SMA, dan tinggal menunggu masuk kuliah.

Wuih, liburannya panjang banget yak? Alhamdulillah, hehehe. Pasti teman-teman pembaca juga pernah merasakan apa yang saya tengah saya rasakan, bukan? Golongan pembaca setia blog saya paling teman-teman sebaya saya, teman-teman grup Ramadhan Inspiratif, segelintir mahasiswa, dan juga ibu bapak rumah tangga.

Nah, yang akan saya bahas hari ini adalah tentang ‘produktif’. Saya sering sekali menemui teman-teman saya di snapgram-nya, yang menyatakan bahwa dirinya sedang produktif. “SUNDAY PRODUKTIF”, “SATURDAY PRODUKTIF”, katanya. Sambil memoto, memvideo, atau mem-boomerang kegiatannya. (apaan mem-boomerang)

Sumber gambar : https://blog.tsheets.com

Tentu itu bagus. Produktif di kala senggang, produktif di waktu weekend-nya. Tapi, saya kira, produktif itu bukan soal penggunaan waktu senggang menjadi produktif, atau waktu weekend saja. Saya kira, kita harus selalu produktif kapan pun, dimana pun.

Terlebih saya dan segenap angkatan 2017 yang sedang menunggu waktu masuk kuliah, ada juga yang sedang menunggu hasil SBMPTN tanggal 13 Juni (kita do’akan yang terbaik ya), ada juga yang test sana-sini, dan lain sebagainya. Tentu kami-kami ini memiliki waktu yang cukup panjang untuk diisi dengan kegiatan yang produktif. Ada yang mengisi waktunya dengan bekerja, ada yang mencari kegiatan kesana-kemari, ada yang mengasah bakatnya, sampai yang berdiam diri dirumah pun banyak.

Saya juga berterimakasih kepada Panitia Penyelenggara Program Ramadhan ITB (P3RITB) yang sudah menginisiasi kegiatan tantangan menulis selama 30 hari. InsyaAllah berbagi manfaat, berbagi inspirasi. Karena inspirasi hadir dari siapapun. Bukan begitu, akang-teteh panitia?

Saya merasa, setelah Ramadhan ini berjalan selama 16 hari, Ramadhan ini sangat tidak terasa. Alhamdulillah saya mengatur kegiatan Ramadhan saya sebagaimana baiknya, agar semuanya tersusun dan terprogram, tidak ada waktu yang digunakan untuk hal yang kurang manfaat.

Sumber gambar : https://addicted2success.com

Saya menyusun jadwal, dari jam berapa sampai jam berapa saya boleh membukan handphone dan chatting, jam berapa saya sudah harus tidur, jam berapa saya harus tilawah, jam berapa saya harus baca buku, sampai jam berapa saya harus menulis dan memposting tulisan-tulisan saya. Kalau untuk mencanangkan, merencanakan, dan membuat program harian, bahkan bulanan, itu sangat mudah. Saya rasa setiap orang bisa menyusun rencana hidupnya sesuai kebutuhannya masing-masing. Tapi yang sulit ialah, melaksanakan dan mempertahankan segala rencana yang telah kita susun. Kadang ada saatnya saya harus buka handphone sebelum waktunya, kadang jam tidur jadi lebih larut, kadang juga jadwal tilawah terlewat, dan lain sebagainya. Eh, ternyata itu semua bukan kadang, tapi sering.

Kalau sekadar menyusun dan merencanakan, itu mudah. Yang sulit ialah bagaimana kita mempertahankan rencana yang telah kita buat sebelumnya. Itulah tantangannya.

Dan yang saya rasakan, ketika saya menjalani seluruh program yang telah saya rencanakan, saya merasa shaum selama 12 jam ini sangatlah singkat. Beneran, gak kerasa banget. Tiba-tiba sudah dhuzur, lanjut ashar, dan tibalah waktu berbuka. Lanjut ‘isya, setelah itu tarawih. Begitu setiap harinya.

Saya kira, patokan kita dalam berbuat adalah waktu shalat. Setelah kita berlelah-lelah menjalani aktifitas dari pagi ke siang, lalu Allah istirahatka dengan shalat dzuhur. Setelah itu, menjelang sore, ada lagi meeting dengan Allah. Masya Allah.

Kalau kita memilih produktif setiap hari, insyaAllah pasti produktif setiap hari. Bukan hanya hari-hari libur atau weekend. Tentu produktif di waktu weekend memang baik, tapi jangan batasi produktifitas kita hanya ketika waktu weekend.

Coba deh teman-teman, susun kegiatannya. Susun jadwal kegiatannya per hari, akan melakukan kegiatan apa saja, dari jam berapa sampai jam berapa, dan seterusnya. Pasti deh kegiatan sehari-hari lebih jelas dilakukan, sehingga kita tidak bingung menjalani hari-hari.

Mungkin sebagian teman-teman akan berujar,

Ah, hidup mah jalani aja. Gak perlu rencana ini itu.”

Ya kalau itu sudah menjadi pilihan hidup teman-teman, ya silahkan. Tapi, yang saya rasakan, ketika saya menjalani apa yang ada, kalau kata orang sengalirnya, hidup ini kurang dapet. Saya seringkali bingung akan melakukan apa, yang akhirnya hanya berdiam diri, berleha-leha, bersantai-santai. Apalagi kalau sudah seharian bingung melakukan apa, dan hanya memegang handphone, bulak-balik dari satu media sosial ke media sosial lainnya, saya akan merasa sangat menyesal pada akhirnya.

Jadi, mari teman-teman, kita hidupkan hidup ini. Kita hidupkan Ramadhan ini. Sungguh sangat merugi jika tiap detiknya hanya kita gunakan untuk bermain handphone, apalagi tidur. Semua ada waktunya, semua ada tempatnya. Mari tempatkan dan sempatkan semuanya dengan sesuai. Dengan begitu, insyaAllah hidup kita akan lebih hidup, dan tentunya produktif.

Let’s be productive!

***
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis itu..

Naskah Pidato : Revolusi Mental Generasi Muda

FOLLBACK DONG!