Kepergian Yana Zein
![]() |
Almh. Yana Zein Sumber gambar : http://www.lensaremaja.com |
Tahu Yana Zein? Atau mungkin pernah mendengar namanya? Ya, beliau adalah salah satu aktris senior tanah air yang belum lama ini sudah dipanggil oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada Allah jualah kami kembali.
Beliau meninggal setelah berjuang melawan penyakit yang
dideritanya, yaitu kanker payudara, selama kurang lebih 2 tahun. Usia beliau
bisa dikatakan masih cukup muda, 47 tahun. Tapi siapa sangka, Allah Maha
Menghendaki usia di dunianya dicukupkan 47 tahun.
Ada beberapa hal yang perlu kita renungi dari kepergian Yana
Zein ini :
Pertama, penyakit bisa datang kepada siapa saja. Terlebih itu
kanker, yang banyak orang bilang itu akibat dari pola hidup kita yang kurang
baik. Tentu, seharusnya kita lebih bisa menjaga pola hidup kita, karena kita
tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita.
![]() |
Ayah dan Ibu Yana Zein. Sumber gambar : kumparan.com |
Kedua, kematian bisa datang kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Yana Zein masih muda, 47 tahun. Bahkan, ayah dan ibunya yang sudah cukup beruban pun masih ada. See? Usia bukan tolak ukur kematian seseorang. Ayah ibunya masih kuat berdiri, sedangkan anaknya harus terkulai lemah di kamar perawatan, bahkan sekarang sudah tak ada hembusan nafas darinya.
![]() |
Sumber gambar : floatinginabubble.wordpress.com |
Kita tidak pernah tahu akhir hidup kita akan seperti apa. Apakah harus diuji dengan penyakit keras dulu, apakah harus melalui kecelakaan, apakah sedang santai dan tiba-tiba, atau mungkin melalui penyakit yang tiba-tiba hadir dan Allah langsung panggil kita? We never know how and when we will die.
Kita tidak pernah tahu bagaimana dan kapan kita akan
meninggal. Akhir hidup kita akan seperti apa pun kita tidak tahu. Apakah sedang
berbuat baik, atau sebaliknya. Jika kita bisa memilih, tentulah kita ingin
dimatikan oleh Allah dalam keadaan yang baik, husnul khotimah. But, once
again, we never know.
![]() |
Sumber gambar : quotefancy.com |
Hidup merupakan sebuah perjalanan yang jauh dan panjang. Yang didalam perjalanan tersebut, kita bisa memiliih akan berbuat apa saja, dan melewati jalan mana saja. Apakah hal-hal baik saja yang kita akan lakukan? Atau mungkin sedikit belok tidak apa-apa? Apakah jalan kebaikan yang kita pilih untuk kita lalui, atau sekadar mampir ke jalan sebrang tidak apa-apa? It’s our choice.
Contoh kecilnya saja begini. Kita berencana akan pergi ke Bali.
Kita pun mempersiapkan segalanya; dananya, makanannya, pakaiannya, dan lain
sebagainya. Kita pun tentu harus merencanakannya, akan pergi menggunakan apa
dan akan melintasi jalan yang mana. Apakah akan menaiki bis, kereta, pesawat,
atau travel? Apakah akan masuk melalui Pelabuhan Gilimanuk atau Pelabuhan Bai?
Dan tentu, kita hanya bisa merencanakannya, akan naik apa,
akan membawa apa saja, dan akan melewati jalan yang mana. Tapi, apakah akhir
dari segala perencanaan itu akan berakhir dengan manis? Belum tentu, bukan?
Mungkin saja kita harus kehabisan dulu dana ditengah jalan sampai akhirnya bisa
sampai setelah meminta teman untuk transfer. Mungkin saja kita sampai dengan
keadaan yang kurang sehat, karena melalui perjalanan yang jauh dan sangat
melelahkan, itu menguras tenaga kita. Mungkin saja kita tidak sampai ke tempat
tujuan kita, melainkan jasad kita yang dibawa kembali ke daerah asal kita.
Mungkin tidak? Tentu mungkin. Dan kemungkinan-kemungkinan lainnya yang kita
tidak pernah tahu.
![]() |
Sumber gambar : taqva.com |
Hidup pun begitu. Akhir dari kehidupan kita tidak akan pernah kita ketahui. Tapi kita bisa memilih, akan digunakan kegiatan apa saja waktu yang Allah beri kepada kita. Apakah hanya kegiatan-kegiatan yang baik dan manfaat? Atau kegiatan-kegiatan yang sedikit melanggar norma kehidupan? Itu pilihan kita. Tentu ketika kita berbuat baik hari ini, belum tentu esok ketika ajal kita dipanggil, kita sedang melakukan kebaikan juga. Dan bisa saja, ketika hari ini kita berbuat suatu keburukan, ketika esok ajal kita dipanggil, kita sedang berbuat kebaikan. Bisa saja, bukan?
Lantas harus bagaimana? Hanya ada satu pilihan yang mesti,
wajib, dan harus kita pilih. Karena ketidaktahuan kita kapan dan dalam keadaan
seperti apa kita akan dipanggil oleh Allah, maka tidak ada pilihan lain selain berusaha sekeras mungkin untuk senantiasa
berbuat baik dan beramal saleh. Karena hanya itu yang bisa kita lakukan.
Dengan harapan, ketika kita selalu bersemangat menebar kebaikan, kasih sayang, dan
manfaat kepada sesama, insyaAllah Allah panggil kita dalam keadaan yang baik
juga. Aamiin.
Belum tentu juga Ramadhan tahun depan kita masih diberi hidup
oleh Allah. Bisa saja esok, lusa, atau mungkin minggu depan kita sudah
dipanggil. Maka dari itu, yuk isi Ramadhan ini dengan kegiatan-kegiatan yang
manfaat, yang mengundang pahala dari Allah. Dengan begitu, setidaknya kita ada
persiapan bekal untuk menuju akhirat-Nya.
“Ketika keberangkatan
dunia saja selalu membuat kita repot mempersiapkannya, bagaimana persiapan kita
berangkat menuju kepada-Nya?”
***
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Aksara
Komentar
Posting Komentar