Jangan Mudah Mencibir

Sumber gambar: http://www.kompasiana.com

Sepertinya sudah menjadi karakter umum pada diri kita, bisa dengan mudahnya mencibir apa yang telah orang lain lakukan. Dua mata yang kita miliki serasa kabur ketika melihat orang lain melakukan sesuatu yang menurutnya baik. Kita selalu memandang sebelah mata, padahal kita memiliki dua mata untuk melihatnya secara utuh.

Memberi penilaian secepat kilat kepada orang yang sudah berusaha, bahkan berhasil. Saya kira, ini sudah menjadi karakter yang dimiliki orang Indonesia. Sepertinya sangat sulit menerima kenyataan, bahwa orang lain telah berhasil. Padahal dirinya belum tentu bisa melakukan apa yang sudah dilakukan orang yang dicibirnya, tetapi ketika mencibir seakan-akan sudah sangat ahli dibidangnya.

Jika teman-teman menyoroti pemberitaan nasional, tentu teman-teman mengetahui apa yang sudah dilakukan Demian. Ya, ia mengikuti kompetisi pencarian bakat di Amerika, nama acaranya American Got Talents. Ia menampilkan suatu atraksi melepaskan diri dari sebuah kotak yang diatasnya ada segunduk pasir yang siap menenggelamkannya. Dan ya, ia berhasil melakukannya. Ia membuat seisi studio itu terkesan dengan aksinya. Semua orang yang awalnya khawatir merinding ia akan gagal dalam aksinya, dibuat takjub keheranan ketika melihat Demian sukses melepaskan diri dari kotak yang mengurungnya.

Seketika video penampilan Demian pun menjadi trending world wide nomor 1 di youtube. Saya kira, itu pencapaian luar biasa yang sudah dilakukannya. Tapi, tidak dengan kebanyakan warga Indonesia. Bisa teman-teman lihat pada kolom komentar video itu, banyak sekali orang Indonesia seketika menjadi ahli sulap, dan mereka dengan mudahnya mencibir hasil yang sudah didapatkan Demian. Bayangkan teman-teman, video itu di-upload langsung oleh pihak American Got Talents-nya, bukan oleh Demian, atau oleh istrinya. Dan, yang membuat miris ialah, banyak orang Indonesia memberi komentar yang tak seharusnya, mereka malah merendahkan, tidak mengapresiasi apa yang telah dilakukan Demian.

“Ah nyogok itu mah!”

“Duh, trik gitu mah semua orang juga bisa kali.”

“Istrinya lebay, biar seakan-akan itu real.”

“Apa gak ada lagi yang dia bisa lakuin?”

“Judul lama, trik jadul!”

Dan sekian komentar miring lainnya. Bahkan, ada yang sok memberikan keterangan mengapa Demian bisa lolos. Mereka membeberkan trik yang Demian lakukan. Padahal keterangan yang mereka sampaikan di kolom komentar itu belum tentu benar, dan tentu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Aduh, bikin malu saja.

Ada juga segelintir orang yang mungkin kurang kerjaan, mereka dengan niat penuh, membuat video yang menjelaskan mengapa Demian bisa berhasil lolos. Dan itu bukan hanya satu atau dua video, tapi banyak. Hmm.

Ya begitulah bangsa kita. Ketika melihat anak bangsa lain yang sedang berusaha membuat bangsanya bangga, eh malah dihujani cibiran. Bahkan hinaan.

Padahal, jika saja kita mau menerima, menghargai, dan mengapresiasi usaha yang telah Demian lakukan, itu sangat mudah bagi kita. Kita ini lebih fokus merendahkan, dan memandang sebelah mata skill yang sudah ia lakukan. Bukan tidak mungkin sebenarnya kita melihat ‘yang bagusnya’ saja; kemampuannya, keahliannya, kemauan kerasnya. Bukan malah ‘yang buruknya’; triknya bagaimana, merendahkannya. Dan sudah tentu, lebih banyak baiknya daripada buruknya.

Kesimpulannya, janganlah kita mudah mencibir. Alangkah lebih baik apabila kita mengapresiasi, bukan mencaci. Mendukung, bukan menjatuhkan. Pun jika ada kritik, tentulah yang membangun, bukan yang merendahkan. Belum tentu kita lebih baik dari orang yang kita cibir. Lebih jauh lagi, kita belum tentu bisa melakukan apa yang orang kita cibir lakukan. So, let’s be wiser.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

***
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

Komentar

  1. Begitulah hidup, ka. Sebaik apapun, seinspiratif apapun, pasti aja ada yg cibir. Termasuk saya. Saya mencoba membuat konten yang bermanfaat dan menginspirasi orang banyak. Namun ada saja yang kontra, yang mencibir bahkan menghina seolah saya adalah gudang kesalahan. Kesalahan kita akan selalu nampak di mata orang orang. Yang harus kita lakukan adalah tetap jalan lurus menuju tujuan utama kita.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis itu..

Naskah Pidato : Revolusi Mental Generasi Muda

FOLLBACK DONG!