Termakan Sugesti Sendiri
Pada saat itu, salah satu ibu guru pelajaran ‘masa lalu’
memberikan tugas kepada kelas saya. Tugasnya membuat powerpoint disertai makalahnya, yang dikejakan masing-masing
kelompok. Saya mendapat kelompok 2, yang beranggotakan 6 orang. Powerpoint dan makalah dipresentasikan
dan diberikan minggu depannya.
Oke, kurang lebih 3 sampai 2 hari sebelum hari H tugas
dipresentasikan, saya baru membagi tugas untuk anggota kelompok lainnya. Kamu
mendapat tugas A, kamu B, kamu C, dst. Tugas kelompok biasanya diinstruksikan
untuk kerja bersama, ya namanya juga kerja kelompok kan. Tapi tahu kah kamu?
Kerja kelompok itu biasanya kerja, kerja.. kelompok, kelompok.. Tapi alhamdulillah untuk kali ini tugas
kelompok bisa dibagi rata, sehingga semua bisa kerja.
Tibalah hari pelajaran ‘masa lalu’, pelajaran di hari pertama
dalam satu minggu, dan jam pertama di hari tersebut. Bel pun berbunyi, dan
seperti biasanya sang ibu masuk kelas tepat waktu. Seperti biasa kegiatan
belajar dimulai dengan kalimat basmalah, ‘Bismillaahirrahmaanirrahiim…’.
Pembelajaran pada hari itu pun dimulai, dimulai dengan pengundian kelompok mana
yang presentasi terlebih dahulu.
Dalam hati saya dan anggota kelompok saya berdoa dan
berharap, agar hasil undian tidak mengeluarkan nomor 2, karena sebenarnya
kelompok kami belum siap betul untuk presentasi. Tapi tahukah kamu? Nomor 2
yang keluar! Tidak seperti apa yang diharapkan, dan ya mau tidak mau harus
segera ke depan kelas untuk presentasi.
Berbekal powerpoint
sederhana, kami pun melangkah ke depan kelas dengan gagah berani (pura-pura).
Kira-kira kami diberi waktu selama 20 menit untuk menyampaikan materi
presentasi sekaligus sesi tanya jawab.
Malam-malam sebelumnya saya sudah mengingatkan kepada anggota
kelompok yang lainnya untuk membaca tentang materi presentasi yang akan
disampaikan. Tetapi tetap saja pada saat presentasi, tetap masih bingung. Ya
itu wajar, termasuk diri saya sendiri.
Berjalanlah waktu selama 20 menit, penyampaian materi terasa
cepat, dan sesi tanya jawab pun berjalan dengan mudah. Dan akhirnya penyampaian
materi kelompok kami selesai, kami dipersilahkan untuk duduk kembali.
Sebenarnya, setelah melihat kelompok yang lain presentasi,
kami merasa kelompok kamilah yang paling baik dalam penyampaian materi
presentasinya. Wes sombong.
Pada awalnya memang merasa belum siap untuk presentasi,
tetapi ketika menjalaninya dengan persiapan yang sudah dilakukan, pasti akan
berjalan dengan mudah. Persiapanlah yang membuat semuanya menjadi lancar, ya
diluar faktor lainnya.
Terkadang kita terlalu sibuk memikirkan hal-hal negatif yang
memenuhi pikiran kita. Pikiran negatif itulah yang membuat prosesnya tidak
berjalan dengan baik dan maksimal. Maka dari itu, berpikirlah yang baik-baik,
belajar untuk selalu positive thinking. Hal
apapun ketika dijalani dengan pikiran positif pasti akan lebih mudah dilalui.
Memang terkadang positive thinking terasa
sangat sulit dilakukan, karena lebih memilih berpikir apa adanya dan nantinya
cenderung negatif.
“I became
successful due to several reasons. I never gave up and I never let anyone get in
my way. I use the power of positive thinking to tackle obstacles and challenges
so they don’t defeat me.”
-
Lilian Vernon
Komentar
Posting Komentar