Antara Shalat dan Nonton Bola

Berita sepakbola dalam negeri saat ini sedang hangat-hangatnya membicarakan kemenangan timnas Indonesia di leg pertama final Piala AFF 2016. Alhamdulillah kemarin Indonesia bisa menang 2-1 atas Thailand.
Thailand bermain cukup memukau, dengan bukti bisa mencetak
gol terlebih dahulu di kandang tuan rumah. Di atas kertas secara statistik,
Indonesia mungkin kalah. Namun berkat kerja keras dan perjuangan seluruh
pemain, Indonesia bisa mengalahkan Thailand.
Namun bukan soal pertandingan kemarin yang akan saya bahas,
melainkan mencermati persoalan yang lain. Terkadang kita terlalu asyik dan
heboh ketika akan dan saat menonton pertandingan sepakbola, sampai-sampai
shalat bisa tertinggal.
Tidak bisa dimungkiri bahwa jadwal pertandingan sepakbola
kebanyakan melewati satu atau dua waktu shalat. Bisa ashar, maghrib, atau pun
isya. Lebih khususnya ashar dengan isya. Lain halnya dengan jadwal pertandingan
yang diadakan malam hari, jam 11 malam keatas.
Yang saya bahas disini menonton pertandingan sepabola melalui
televisi, bukan langsung di stadion. Karena tingkat kesulitan shalatnya
berbeda. Jika di rumah, mungkin lawannya hanya hawa nafsu dan setan, sisanya
kita tinggal pergi ke masjid atau segera mengambil air wudhu untuk shalat.
Jikalau di stadion, mungkin cukup sulit untuk shalat, mengingat banyaknya orang
yang harus dilewati plus harus ke
luar stadion (mungkin). Saya belum pernah nonton di stadion dan shalat di
lingkungan stadion. So, koreksi aja
ya.
Kembali ke permasalahan shalat yang tertinggal karena
asyiknya menonton pertandingan sepakbola. Tidak sedikit orang yang mengakhirkan
waktu shalatnya demi menonton tim kesayangannya bertanding. Saya kira
permasalahan ini cukup parah, bahkan sangat parah. Kita lupa siapa yang
mengizinkan pertandingan itu digelar, kita lupa siapa yang menghendaki
pertandingan itu digelar, kita lupa siapa yang mengatur sedemikian rupa agar
pertandingan itu layak digelar. Tidak lain hanyalah Allah semata yang
menghendaki pertandingan tersebut digelar. Kita lupa bahwa Allah memanggil kita
mungkin kurang lebih hanya 5 menit disetiap waktu shalatnya. Sedangkan lama
pertandingan 90 menit, waktu yang diperlukan untuk shalat hanya 5.5% dari
lamanya pertandingan. Oke kalau misalkan shalat ketika waktu break, ketika istirahat babak pertama.
Berarti selama 45 menit itu kita pending
shalat kita. Itu tetep salah.
Ada 4 tipe orang ketika dihadapkan dengan waktu shalat dan
pertandingan sepakbola bersamaan :
1. Terus
nonton, shalat nanti
Untuk tipe yang pertama ini, tipe-tipe pecinta sepakbola yang lupa prioritas. Karena tidak mau tertinggal satu menit pun dari pertandingan tim kesayangannya, panggilan dari Allah pun ia abaikan. Miris.
2. Shalatnya
nanti pas break
Tipe yang ini tipe yang inget Allah, tapi minta diskon. Karena dinanti-nanti. Allah aja ngasih izin tuh pertandingan mulai tepat waktu. Giliran dipanggil Allah, eh minta diskon.
3. Shalat
diutamain, tapi gak fokus
Shalat menjadi prioritas utama. Tapi sayangnya gak fokus dan diburu-buru karena ingin cepet-cepet balik lagi nonton tim kesayangan.
4. Shalat
dulu, yang lain belakangan
Shalat selalu menjadi prioritas utama. Kapanpun, dimanapun, ketika apapun, selalu berusaha mendirikan shalat tepat waktu. Ketika tim kesayangan lagi bertanding atau enggak, shalat tetep diutamain.
Nah, itu tipe-tipe orang ketika dihadapkan dengan situasi
yang mengharuskan ia shalat, tapi tim kesayangannya sedang bertanding.
Tipe-tipe prioritas shalat tersebut hanya terbatas ketika ada pertandingan
sepakbola saja. Diluar itu sih mungkin semuanya tepat waktu ya. Tapi yang
paling parah banget sekali adalah yang gak nonton bola dan gak shalat.
Jadi ayo kita tonton dan dukung timnas yang main besok laga
kedua di Thailand. Jangan lupa shalatnya kudu tepat waktu, sekalian ngedo’a
biar timnas insya Allah juara untuk pertama kalinya di ajang AFF. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar